3 Elemen Penting Dalam Berinvestasi

Posting kali ini bukanlah tentang bagaimana "Membuat modal Rp 1000 kita menjadi Rp 1 juta". Tapi lebih kepada penalaran tentang "Bagaimana agar Rp 1 juta kita TIDAK menjadi Rp 1000."

Investasi yang baik yaitu "Sebuah operasi, melalui analisa yang mendalam menjanjikan keamanan modal pokok dan tingkat keuntungan yang pantas/layak. Operasi yang tidak memenuhi persyaratan ini di sebut spekulatif."

Elemen penting yang harus kita perhatikan dalam definisi di atas adalah sebagai berikut:

1. Analisa Mendalam Terhadap Sebuah Bisnis / Usaha

Kita harus mempelajari terlebih dahulu data-data tentang investasi kita. Tidak hanya mendengarkan kata-kata orang saja, karena bisa saja itu hanya testimonial sepihak. Pelajari apakah model investasi itu benar-benar feasible.

Misalnya saja kita ditawari invest untuk membuka usaha warnet, sebaiknya kita cari tahu mengenai bisnis tersebut dari teman-teman yang mempunyai usaha warnet. Jika tak ada, luangkanlah waktu untuk melihat-lihat bagaimana operasi warnet pada umumnya. Kalau perlu, galilah informasi dari karyawan warnet, tanyakan kepada mereka perhari ada berapa jam billing yang aktif, tapi data yang didapat haruslah jelas, bukan hanya sekedar kata-kata "Rame terus pak". Setelah data didapatkan, hitunglah perkiraan biaya operasional secara keseluruhan mulai dari biaya sewa gedung, karyawan, listrik, penyusutan komputer dan lain-lain.

Apakah menurut Anda ini sangat merepotkan?

Saya pikir tidak serepot apabila nantinya modal investasi kita hilang dan mesti mengumpulkan modal lagi.

2. Menjaga Keamanan Modal Pokok Kita

Modal pokok yang kita investasikan, dianalogikan seperti pohon di taman kita. Kalau hanya buah yang dicuri, tahun depan bisa berbuah lagi. Seandainya dahannya dipatahin orang, biarpun mengganggu, selama pohon tersebut masih hidup, kita masih bisa menikmati buahnya tahun depan. Tapi bagaimana jika pohon ini sampai tumbang?

Harus diingat, semua investasi pasti ber-RESIKO. Jadi, misalnya bertemu dengan orang yang menawarkan investasi dengan mengatakan NO RISK, sebaiknya langsung tinggalkan saja. Karena itu sudah termasuk menyesatkan (misleading), atau lebih parah lagi sedang mencoba untuk menipu kita.


3. Tingkat Pengembalian Yang Layak

Salah satu aturan dalam berinvestasi yaitu "Return proportionate to risk" atau "Keuntungan berbanding lurus dengan resiko". Resiko tinggi, tentu menawarkan tingkat Return yang tinggi. Sebaliknya, jika resiko rendah tingkat Return-nya pun pasti rendah pula.

Tidak ada yang namanya "Resiko Rendah --► Return Tinggi". Lagi-lagi, jika ada yang menawarkan hal semacam ini, tinggalkanlah. Karena dapat diperkirakan itu adalah misleading atau lebih parah lagi Scam (penipuan).

Sering kita membaca di koran maupun internet, banyak iklan yang menawarkan "mimpi" bermain forex/option. Mereka meng-klaim dapat memberikan profit bahkan sampai 1100% dalam sehari. Apakah itu bohong? Tidak juga, hal seperti itu bisa saja terjadi. Tapi, realitanya tak seindah yang dijanjikan. Mereka tak pernah menampilkan untuk 1 orang yang mencapai profit 1100% dalam sehari itu sudah berapa orang yang modalnya ludes semua? Ironisnya, tak ada keterangan menampilkan kerugian yang sudah diderita sebelum orang tersebut menghasilkan profit hingga 1100%. Jika begitu kenyataannya tak usah bermain forex pun, hanya dengan membeli lotere kita juga bisa "menang" beribu-ribu %.

Lalu, berapa kira-kira tingkat keuntungan yang benar-benar "layak" / "pantas"?

Salah satu metode paling mudah menentukan tingkat keuntungan yang layak adalah dengan contoh sebagai berikut:

Jika ada yang menawarkan investasi dengan keuntungan 10% perbulan, bahkan tanpa memperhitungkan faktor compounding (bunga-berbunga) itu berarti dapat dihitung 120% per tahun. Logikanya, kalau orang tersebut begitu yakin dengan proyeknya, kenapa dia tidak menjaminkan saja semua assetnya (rumah, mobil, dan lain-lain) di bank? Kalau perlu pinjam saudara kan bisa? Bunga kredit dari Bank di Indonesia itu sekarang tergantung tipenya, paling tinggi 13-14% per tahun. Masih dapat keuntungan 100% bukan? Bahkan jika orang itu menarik uang pakai kartu kredit, yang bunganya tak kalah dengan rentenir itu baru 48% setahun, masih untung 72% setahun!!! Tapi mengapa orang ini malah menawarkan investasi ini ke kita?

Berarti kita harus mulai hati-hati, barangkali ada udang di balik rempeyek batu. Jadi, analisanya harus lebih mendalam lagi.

***


Berdasarkan elemen-elemen di atas, sekarang ini banyak orang tidak mengetahui dan berpikir mereka invest, tapi nggak sadar kalau mereka itu sebenarnya hanya berspekulasi, atau lebih parah lagi mereka sudah tertipu.

Jika anda lebih memilih untuk berspekulasi, maka berspekulasilah dengan cerdas. Jangan sampai nantinya kita malah terjebak dengan bisnis investasi yang justru sebenarnya tak sadar kita sedang berspekulasi.

Sumber
Image



Artikel Terkait:


Category Article

3 Responses to “SLEIS”

What's on Your Mind...

Blog ini menggunakan Tag Dofollow, jadi jangan ragu dan malu untuk berkomentar. Sekalian tancap saja link sahabat disini...!